Sabtu, 18 Juni 2016

Fungsi, Jenis dan Efek Samping Antihistamin


Antihistamin adalah obat yang biasa digunakan untuk mengobati reaksi atau gejala alergi, seperti hay fever (rinitis alergi). Antihistamin juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit lain, seperti vertigo dan insomnia. Beberapa reaksi alergi yang dapat diatasi dengan antihistamin, antara lain:
·         Hay fever atau alergi serbuk bunga
·         Kondisi alergi kulit, seperti kaligata (urtikaria) dan dermatitis
·         Gatal-gatal
·         Gigitan atau sengatan serangga.
Selain itu, beberapa jenis antihistamin dapat digunakan untuk membantu meringankan gejala penyakit vertigo dan insomnia. Antihistamin terdiri dari dua jenis utama yaitu:
·         Penenang: Antihistamin jenis ini sering disebut dengan antihistamin sedatif. Kerjanya akan mempengaruhi otak, sehingga menyebabkan Anda mengantuk. Contoh antihistamin sedatif yang populer adalah chlorpheniramine maleate atau sering dikenal dengan sebutan CTM (contohnya Piriton dan Alleron).
·         Non-penenang: Antihistamin ini sering disebut dengan antihistamin non-sedatif. Jenis antihistamin yang satu ini kurang memiliki efek pada otak dan tidak membuat Anda begitu mengantuk. Contoh dari antihistamin non-sedatif ini adalah acrivastine (contohnya Benadryl).

Sistem kekebalan tubuh manusia akan memberikan perlindungan dari zat berbahaya, seperti bakteri dan virus. Sistem kekebalan tubuh akan memproduksi antibodi yang bertugas untuk mengeliminasi atau menghilangkan zat-zat berbahaya ini dari tubuh. Pada reaksi alergi, sistem kekebalan tubuh akan bereaksi terhadap zat yang sebenarnya tidak berbahaya, seperti serbuk sari. Ketika ini terjadi, zat kimia yang disebut histamin dilepaskan oleh sistem kekebalan tubuh. Histamin sebenarnya sangat berguna karena dapat membantu menyembuhkan jaringan yang rusak. Namun reaksi histamin ini juga dapat menyebabkan gejala seperti:
·         Pilek atau hidung meler
·         Gatal-gatal pada mata, hidung, tenggorokan atau kulit
·         Bersin-bersin
·         Urtikaria (kaligata)
Antihistamin akan bekerja dengan memblokir (menghalangi) efek histamin di dalam tubuh Anda, yang akhirnya akan membantu mencegah peradangan dan meredakan reaksi alergi.

Ada juga bentuk reaksi alergi yang hebat, gejalanya biasanya:
·         Kesulitan bernapas
·         Bibir dan kelopak mata bengkak
·         Jantung berdebar-debar.
Jenis reaksi alergi ini disebut anafilaksis, yang harus segera mendapatkan pertolongan medis, karena ini merupakan kondisi serius yang dapat mengancam nyawa. Biasanya pihak medis akan menyuntikkan adrenalin untuk kondisi anafilaksis. Tetapi terkadang suntikan antihistamin juga digunakan selain suntikan adrenalin.

Beberapa jenis antihistamin dijual bebas di pasaran, contohnya chlorpheniramine maleate (misalnya CTM, Alleron, dan Piriton), loratadine (misalnya Clarityn) dan cetirizine (misalnya Zirtek). Sedangkan beberapa jenis antihistamin lainnya hanya bisa dibeli dengan resep dokter, karena cukup berbahaya jika dikonsumsi tidak dibawah pengawasan dokter. Tergantung dari jenis antihistamin yang Anda butuhkan, antihistamin tersedia dalam bentuk tablet, cairan, semprotan hidung, krim dan suntikan. Untuk antihistamin jenis krim, sebaiknya menggunakannya hanya dalam waktu singkat karena juga dapat menyebabkan reaksi alergi, dan jangan mengoleskannya pada area kulit rusak (seperti koreng dan luka), kecuali jika telah diizinkan oleh dokter.

Jika Anda sedang hamil, sangat disarankan untuk tidak mengonsumsi antihistamin. Hal ini juga berlaku untuk wanita menyusui karena antihistamin dapat terkonsumsi bayi melalui ASI. Jika memang Anda mengalami reaksi alergi atau perlu menggunakan antihistamin padahal sedang hamil atau menyusui, sebaiknya minta saran dari dokter. Untuk penderita epilepsi, penggunaan antihistamin sedatif juga harus mendapatkan izin dari dokter. Dan tidak boleh mengonsumsi antihistamin sedatif jika memiliki penyakit hati yang berat. Efek samping setiap jenis antihistamin berbeda-beda, begitu juga dengan efek samping satu jenis antihistamin berbeda-beda pada setiap orang. Efek samping antihistamin yang cukup sering terjadi, antara lain:
·         Sakit kepala
·         Susah buang air kecil
·         Mulut kering
·         Penglihatan kabur
·         Sakit dan muntah.
Sedangkan efek samping antihistamin yang jarang terjadi, antara lain:
·         Tekanan darah turun
·         Aritmia (irama jantung abnormal)
·         Pusing
·         Bingung
·         Depresi
·         Gangguan tidur
·         Tremor (gemetar pada bagian tubuh, lebih sering pada tangan)
·         Reaksi alergi (termasuk bengkak, ruam, dan kesulitan bernapas)
·         Gangguan hati dan darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar